Friday, December 21, 2007

Marine Echo Tourism yang Berbasis Kerakyatan Demi Kelestarian Kawasan Mandeh



Dari sekian banyak potensi wisata di Sumatera Barat, kawasan Carocok Mandeh atau disebut juga kawasan Danau Air Asin menempati posisi istimewa mengingat keunikannya dan membedakannya dengan kawasan serupa di Sumatea atau Jawa.

Bagi para penggila wisata, Sumatra lebih dikenal dengan hutan tropis dan pegunungannya yang eksotik. Kecuali Mentawai dan Nias, hampir tidak ada wisatawan yang menempatkan Sumatera sebagai destinasi wisata pantai dan bahari.

Hal ini dikarenakan potensi pantai di Sumatera yang memang secara umum tidak sebagus pantai dan laut dio bagian timur Indonesia. Akan tetapi, kawasan wisata Carocok Mandeh telah menjawab itu semua. Jika anda berkunjung dan berselancar di situs-situs yang memuat foto-foto pulau eksotikm yang bertebaran di kawasan terseut, tidak ada yang percaya kalau pantai berpasi putih dan laut sejernih kristal itu berada di Pulau Sumatera, tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat.

Secara geologis, kawasan Mandeh merupakan bekas kawah Gunung Api purba yang umurnya jauh lebih tua dari letusan Gunung Toba. Hasil proses alam ini menjadikan kawasan Mandeh ibarat danau yang terjebak di lautan.Sebuah laguna raksana yang dikelilingi pulau-pulau dengan bukit-bukit kecil. Hasilnya, perpaduan yag sangat cantik antara hijau dan lebatnya pepohonan khas hutan tropis Sumatra, pepohonan kelapa, pasir putih keemasan dan laut yang jernih sebening kristal. Laguna inipun kaya akan bergai flora dan fauna laut, terumbu karang nan elok dan kekayaan taman laut nan cantik. Betul-betul sebuah sisi lain dari Surga AlamMinangkabau yang elok.

Sejak pertengahan era 90an, beberapa resort sederhana dan mewah didirikan disana. Paling tidak, sampai saat ini Dua pulau, yakni Pulau Sikuai dan Pulau Cibadak sudah berdiri beberapa resort dan cottage yang namanya sudah melanglang buana dan menjadi buah bibir para penggila travel dan berbagai forum wisata petualang.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kemudian menjadikan kawasan Mandeh sebagai kawasan wisata terpadu yang diproyeksikan sebagai primadona wisata di bagian barat Indonesia.

Namun, dari beberapa tulisan para pelancong yang pernah menyingahi surga marina ranah minang ini, kawasan Mandeh sekarang tidak persis secantik yang pernah santer terdengar. Khususnya pesona bawah laut yang konon kabarnya cantik dan indah kini tak lebih dari onggokan terumubu karang yang mati. Meskipun masih banyak dijumpai ikan-ikan cantik berseliweran, namun warna-warni terumbu karnag yang pernah menghiasi kawasan mandeh sudah jarang dijumpai.

Secara awam, sangat mudah mencari siapa pelaku pengrusakan ini. Kekayaan lautan Mandeh yang tersohor dengan ikannya yang banyak membuat beberapa oknum serakah menggunakan bom untuk mendapat ikan sehingga menghancurkan terumbu karang yang ada. Kondisi ini diperparah dengan eksploitasi dan pengambilan terumbu karang untuk dijual di beberapa lokasi wisata di kota Padang, seperti di Pantai Air Manis dan Pantai Padang oleh masyarakat lokal.

Kondisi yang berlangsung cukup lama ini, akhirnya nyaris merenggut kecantikan salah satu potensi wisata Marina di Sumatera Barat. Apabila kondisi ini terus dibiarkan, bukan tidak mungkin nasib Taman Laut Kawasan Mandeh dan pulau-pulau eksotik disekitar nya tinggal sejarah. Perlu langkah-langkah dan tindakan nyata untuk menyelamatkan dan melestarikan kecantikan surga bahari ini.

Sebenarnya potensi wisata Kawasan Mandeh tidka hanya pada pantai-pantainya, tapi juga hutan tropis di sekitar perbukitan, hutan mangrove, terumbu karang dan tentu saja pulau-pulau eksotik yang bertebaran disekitar laguna Mandeh.

Masyarakat yang hanya menjadi penonton bisnis pariwisata di kawasan ini menyebabkan mereka mencoba mengais sisa-sisa rupiah yang mengalir dari bisnis pariwisata yanga ada, seperti menangkap ikan-ikan dalam jumlah besar, pengambilan terumbu karang dan pembabatan hutan mangrove dan hutan tropis basah disekitar kawasan ini.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Daerah Setempat (Padang dan Pesisi Selatan) dapat berbuat banyak. Diantara dengan menetapkan kawasan ini sebagai kawasan konservasi bahari,. Artinya, melarang aktivitas eksplorasi dalam jumlah besar di kawasan ini. Menjadi kawasan ini sebagai kawasan terlarang untuk penangkapan ikan dalam jumlah besar, mengajak dan mengedukasi masyarakat disekitar untuk tidak mengambil terumbu karang dan bersama-sama engan pemuka masyarakt setempat untuk menjag ahutan mangrove dan hutan tropis dikawasan tersebut.

Masyarakat sekitar harus diberdayakan dengan mengajak mereka ikut serta menjaga satu lagi anugrah kecantikan alam di Sumatera Barat ini.

Pengusaha resort di kawasna ini juga harus berpartisipasi dalam menjaga alam Carocok Mandeh. Mereka harus jug aberparisipasi meningkatkan taraf perekonomian masayrakat sektiar dengan erbagai saluran dan cara.

Upaya rehabilitasi terumbu karang juga harus segera dilakukan, seperti penanaman dterumbu karang. Cara ini sudah berhasil dilakukan masyarakt Singaraja Bali, yang merehabilitasi terumbu karang yang menjadikan kawasan itu sebagai produsen ikan hias ke seluruh dunia.

Keikutsertaan seluruh komponen masyarakat tentu akan mengembalikan kecantikan kawasan mandeh, baik pantai maupun taman lautnya, sehingga mampu bersaing dengan destinasi bahari lainnya di Indonesia dan dunia.

Disamping sebagai kawasan wisata, kawasan mandeh juga memiliki potensi untuk lokasi peternakan ikan hias laut, karena airnya yang jernih dan tenang serta kaya akan makanan menyebabkan ikan dapat berkembang dengan baik. Tinggal bagaimana mengajak masyarakat lokal disekitar kawasan ini untuk menyadari bahwa alam yang mereka miliki adalah surga yang harus dijaga bersama dan dengan upaya bersama.


1 comment:

tuhu said...

ayooo Bot tetap semangat mempromosikan pariwisata Sumbar heheh